BERITAACEH | Lhokeumawe – Paska Pemerintah Aceh pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM mikro), akan menghantam pertumbuhan ekonomi. Sementara PPKM Mikro hanya berlaku Provinsi di Luar Aceh
Nanda Rizki Ketua Komite Pimpinan Wilayah Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat (KPW SMUR) Kota Lhokeumawe dan Aceh Utara menjelaskan, terkait penetapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM mikro) Pemerintah Aceh latah dalam mengambil langkah atas penetapan kebijakan tersebut.
“Seharusnya pemerintah melihat realita objektif di Aceh untuk memutuskan mata rantai covid-19 bukan pemberlakuan PPKM Mikro, mengingat kondisi Aceh masih menjadi primadona provinsi termiskin,” katanya, Minggu, 18 Juli 2021.
Menurut Nanda Rizki, Pemerintah Aceh dalam kampanye penanggulangan Covid-19 mendukung pemerintah yang ada yaitu PPKM Mikro. Namun disatu sisi Pemerintah Aceh sendiri menunjukkan ketidak keseriusan dalam mengurus masalah pandemi.
“Di Aceh sendiri usaha usaha mikro seperti warung kopi dan usaha kecil lainnya masih butuh perhatian serius karena itu adalah aktivitas yang menopang hidup masyarakat,” tegasnya.
Menurut Nanda Rizki, paska Pemerintah Aceh memperlakukan PPKM Mikro, sampai pukul 10 malam, akan berdampak kepada omset usaha mikro. Parahnya lagi, akan berimbaskan para pekerja, bahkan terancam untuk kehilangan pekerjaan karena omset menurun.
“Kondisi ini sangat disayangkan, disebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan,” Jelas Nanda Rizki.
Sambung Nanda Rizki, kondisi Aceh masih dalam kategori zona hijau, seharusnya langkah yang di ambil adalah memperketat dalam hal pemantauan prokes di Aceh tanpa melemahkan ekonomi.
“Kebijakan PPKM Mikro tidak disusul dengan solusi yang menjawab bagaimana pemerintah membuat masyarakat bertahan hidup ditengah badai virus covid-19 dan krisis ekonomi yang semakin subur di tanah rencong,” ungkapnya.
“Jika PPKM Mikro yang di berlakukan di Aceh masih seperti ini tanpa adanya pertimbangan yang lebih matang, maka ada dua hal yang akan selalu menghantui masyarakat Aceh, yang pertama virus covid-19 dan yang kedua adalah kemiskinan,” Pungkasnya.