BERITAACEH (Banda Aceh) Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Aceh Irpannusir meminta Plt Gubernur Aceh, segera menyegarkan Unit Pengelolaan Teknik Dinas Inkubator Kader Peternakan (UPTD IKP) Saree. Akibat kinerja tak maksimal nama baik pemerintah Aceh tercoreng.
Irpannusir menyebutkan, secara atauran UPTD harus memberikan laporan ke pada Dinas terkait. Sehingga dewan mengetahui persoalan yang terjadi,
“Setelah Dewan berjumpa dengan Dinas Perternakan rapat. Dewan meminta kepada PLT Gubernur untuk memberikan penyegaran ke UPTD, mungkin karena jenuh atau lelah sehingga ada terjadi miskomunikasi dengan dinas,” katanya saat berkunjung ke UPTD IKP Sare, Senin 8 Juni 2020.
Dia menyebutkan, karena tidak ada laporan UPTD ke Dinas terkait, sehingga jadi firal. Seandainya pada awal ada laporan di UPTD pasti dewan cepat mengambil tindakan cepat selesai dan mengambil tindakan.
“Dewan juga berharap kepada dinas Perternakan, apa yang bisa dibuat oleh dewan tentu proaktif dalam membangun, prinsipnya membangun,” ungkapnya.
Kedatangan dewan bukan untuk mencari kesalahan, bukan melihat lembu-lembu yang kurus tapi mencari solusi apa yang terbaik untuk menyelesaikan persoalan-persoalan. Selain itu, kebanyakan lembu, dewan berharap kepada Kepala Dinas Perternakan untuk edukasi cukup seratus lembu saja, dengan berbagai jenis, sehingga tidak terlalu repot dalam mengurusnya
“Jumlah 393 ekor, saran Dewan hanyab100 ekor Lembu saja untuk Edukasi, sementara sisa lainya dihibbahkan kepada yang berhak menerima, seperti Dinas Pendidikan, yang penting tidak menyalahi prosedur hukum,” ungkapnya.
Untuk menyelesaikan persolan sedang buming, Dewan juga mendesak PLT Gubernur Aceh membuat Pergup untuk memberikan kepada yang berhak, supaya persoalan ini cepat selesai. Sementara dari tahun 2017 hingga 2019 jumlah Lembu yang mati, sebanyak 70 Ekor Sapi.
“Data diperoleh dari UPTD IKP Saree, lembu mati 70 ekor. Kematian itu bukan akibat kelaparan, tetapi diserang penyakit. Jadi kalau pergub cepat turun pasti persoalan ini cepat selesai,” ungkap.
Irpannusir menguraikan, jumlah anggaran tahun 2017 untuk pakan mencapai Rp. 1,7 milar, selanjutnya tahun 2018 Anggran yang dikucurkan, Rp 5,2 miliar, dua miliar untuk pakan, selanjutnya tahun 2019 Anggran dikucurkan untuk pakan 3,7 miliar lebih. Namun untuk tahun 2020 tidak ada angaran.
“Jumlah Lembu 400 ekor, jumlah pekerja hanya 11 orang, sedangkan yang dibutuh 34 orang. Sementara anggran untuk pakan tidak ada, ya wajar saja terjadi, akibat kelelaian UPTD melaporkan ke Dinas,” ungkap.
Selain itu Tim Rambongan Komisi II juga meninjau ke UPTD IKP Desa Ie Suum, dalam peninjauan itu Irpannusir menjelaskan jumlah lembu 274 anaknya lebih kurang 70, yang sedang bunting 71 dan yang mati 17. Namun Anggaran ternak lembu itu sumber APBN 2017, jumlah karyawan 26 orang. Sedangkan arel Jumlah 100 hektar.
“Kondisi ternak lembu disini baik- dan bagus dibanding dengan di Saree. Termasuk arealnya mencukupi, sistem gembalanya pun lepas,” jelasnya. (Perlementaria)