BERITAACEH (Banda Aceh) – Usulan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Aceh untuk mengait penurunan angka kemiskinan tak tepat. Padahal secara historis Aceh banyak sektor yang harus digarap.
Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Muktar Daud alias Geusyik Tar, menguraikan berdasarkan hasil rapat Komisi III dengan Bappeda Aceh, Pemerintah Aceh hanya memperioritaskan sektor infrastruktur dan pertanian.
“Kedua sektor ini diutamakan bagaimana dengan sektor,” katanya, di Gedung Bandan Musyawarah (BANMUS), Kamis, 25 Juni 2020.
Menurut Geusyik Tar, Bappeda Aceh tidak memperlihatkan Program – pogram yang diperiotas setiap tahun dengan menggunakan APBA, sesuai dengan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), sesuai dengan visi dan misi Gubernur Aceh.
“Saat Kami tanya dalam pertemuan rapat, Bappeda tidak dapat menguraikan Program – Program yang di perioritaskan atau tidak diperiotas dalam usulan, sesuai dengan RPJM Aceh. Bappeda Aceh tak bisa menguraikan yang jelas,” paparnya.
Geusyik Tar menyebutkan, Bappeda mengembangkan ekonomi di Aceh, harus menggarap berbagai sektor. Diantaranya sektor Kelautan, Sektor Perkebunan, Sektor Perternakan, dan Sektor Eskpor Impor dan sektor Pariwisata Religi.
“Sektor ini tidak menyentuh sama sekali, kalau kita lihat, kalau sektor ini bisa berkembang, rakyat Aceh tidak ada lagi kemiskinan. Satu sisi sektor ini layak untuk digarap,” ungkapnya.
Menurut Geusyik Tar, Bappeda Aceh harus mengusulkan berbagai program sektor-sektor setiap tahun, untuk dianggarkan ke Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA), program itu untuk mengait sektor pemberdayaan ekonomi rakyat. Lantas, di Aceh banyak komuditi hasil alam pengelolaanya belum dapat sasaran.
“Nangroe Aceh Meuteuwah, semua ada. Cuma belum tersentuh. Sedangkan Sumber daya manusia (SDM) melimpah, pembinaannya yang belum tepat,” jelas Geusyik Tar.
Sambung Geusyik Tar, Bappeda Aceh setiap tahun harus mengusulkan minimal satu sektor untuk menggaitkan ekonomi rakyat ke Pemerintah Aceh, seperti sektor Ekspor Impor. Namun setalah ada usulan Pemerintah Aceh harus memfokuskan, agar program yang direncanakan itu tepat.
“Coba lihat sekarang kiblat ekonomi Aceh ke Medan, mulai dari Sembako, Material Bangunan, termasuk Mobiler dan pakaian. Seandainya Ekspor Impor hidup di Aceh sungguh – sungguh perputaran uang di Aceh luar biasa,” papar.
Selain itu Geusyik Tar berharap, Bappeda Aceh harus mensingkronisasi antara Bappeda Kabupaten Kota di Aceh. Lantas setiap program – program usulan Bappeda kabupaten kota dapat tertampung.
“Jadi setiap usulan Kabupaten Bappeda Aceh juga harus ditampung. Bappeda Aceh dan Bappeda Kabupaten Kota harus saling kerja sama,” ungkapnya.
Sementara Kepala Bappeda Aceh Helvizar Ibrahim, seusai mengikuti rapat dengan Komisi III di Gedung Banmus, Wartawan BERITAACEH.CO, meminta untuk diwawancarai. Namun Helvizar Ibrahim menolak. (Parlementaria)